Wabah PMK Terdeteksi di Bali, Peternak Australia Dapat Kompensasi Bila Sapinya Terjangkit

  • Share
Wabah PMK Terdeteksi di Bali, Peternak Australia Dapat Kompensasi Bila Sapinya Terjangkit

Cmaentertainment.id – Kepala Petugas Dokter HewanAustralia, Dr Mark Schipp, mengatakan para peternak negara itu akan diberikan kompensasi jika hewan mereka terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) setelah wabah ini menyebar ke Bali pekan lalu.

Bali merupakan destinasi populer bagi wisatawan Australia, sehingga muncul kekhawatiran PMK nantinya akan menyebar ke Australia.

“Menghadapi kondisi seperti ini kami telah mempersiapkan diri dan berlatih selama lebih dari 30 tahun. Termasukadanyakompensasi bagi produsen ternak yang mengalami kerugian akibat penyakit ini,” kata Mark Schipp kepada ABC.

“Terutama jika para peternak melaporkan lebih dini tentang gejala penyakit ini dan memiliki sistem penanganan biosekuriti yang baik,” tambahnya.

Baca Juga:
Ada Cara Khusus Agar Daging Kurban Bebas Virus PMK

Pejabat Tertinggi Bidang Kedokteran Hewan ini menyampaikan komentar dalam ABC Radio Canberra Selasa (06/07) malam setelah ditanya apakah produsen ternak harus mengambil asuransi dalam menghadapi PMK.

Dr Schipp mengatakan peternak dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang kriteria untuk mendapatkan kompensasi dengan menghubungi badan industri peternakan setempat.

“Masing-masing badan industri peternakan itu adalah anggota Animal Health Australia yang merupakan pelaksana akta tentang kompensasi itu,”jelasnya.

Ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku dapat diidentifikasi mengalami pelepuhan di sekitar hidung, mulut, dan kukunya.

Image: Ternak yang terjangkit PMK dapat diidentifikasi mengalami pelepuhan di sekitar hidung, mulut, dan kukunya. Supplied

Bila penyakit PMK terdeteksi di Australia,ekspor ternak akan terhenti dan pihak berwenang Australia akan dihadapkan pada upaya memvaksinasi atau memusnahkan ternak tersebut.

Baca Juga:
Wawancara Spesial Emil Dardak: Dari PMK, HolyWings hingga Musik Jazz

Dr Schipp mengatakan wabah ini dapat merugikan industri peternakan sebesar A$80 miliar (sekitar Rp800 triliun) selama beberapa tahun.

“Itu mencakup biaya penanganan,biaya kerugian, serta biaya untuk membangun kembali perdagangan ekspor,” katanya.

Australia saat ini belum memvaksinasi hewan ternak terhadap PMK karena di bawah aturan perdagangan yang ada, ternak yang divaksinasi akan dianggap sebagai hewan yang memiliki penyakit. Artinya, hewan tersebut tidak dapatdiekspor.

Ketua Federasi Peternak dan Petani Australia Barat Geoff Pearson secara terpisah meminta pemerintah federal untuk mengubah aturan ini.

“Ada negara-negara yang menerima perdagangan ternak dengan penyakit ini, misalnya Indonesia, Malaysia dan India,” kata Geoff Pearson.

“Merekamelakukan perdagangan ternak keluar masuk dari negara mereka dengan penyakit itu, sedangkan protokol kesehatan ternak kita tidak mengizinkan untuk melakukan hal itu,” katanya.

Wagyu beef cattle at Pardoo Image: Ada kecurigaan bila suatu negara melakukan vaksinasi ternak terhadap penyakit tertentu sembari mengklaim negaranya tidak memiliki penyakit tersebut. Supplied: Pardoo Beef Corporation

Dr Schipp mengatakan terbuka kemungkinan Australia akan mengubah aturannya tentang vaksinasi ternak tapi hal itu membutuhkan waktu lama.

“Kami sedang mencari vaksin alternatif di luar vaksin yang tersedia saat ini,” katanya.

“Lebih baik memiliki vaksin yang aman dan dapat dibedakan dengan jelas dari infeksi penyakit apa pun,” jelasnya.

Dia mengatakan perlu perubahan mendasar dalam pola pikir perdagangan internasional karena ada kecurigaan tinggi jika suatu negara melakukan vaksinasi ternak terhadap penyakit tertentu sembari mengklaim penyakit itu tidak ada di negaranya.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.



#Wabah #PMK #Terdeteksi #Bali #Peternak #Australia #Dapat #Kompensasi #Bila #Sapinya #Terjangkit

Sumber : www.suara.com

  • Share