Fermentasi ialah salah satu teknik antik buat pengawetan makanan. Proses ini masih dipergunakan sampai sekarang guna membuat majemuk jenis kuliner atau minuman mirip, tempe, tape, yogurt, keju, kecap, acar, kimchi dan banyak lagi yg lainnya. Fermentasi artinya proses pengawetan makanan alami dengan mikroorganisme seperti ragi dan bakteri yang bisa mengganti karbohidrat seperti pati dan gula sebagai asam atau alkohol. Menariknya, fermentasi juga bisa menumbuhkan bakteri patogen (bakteri baik) yang dikenal probiotik.
Dari Rima Azara, S. TP., MP, Dosen Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) memberikan 5 tips yang wajib diperhatikan pada mengolah produk fermentasi:
1. Memperhatikan ketersediaan dan kualitas bahan baku
2. Memperhatikan sterilisasi alat yang digunakan untuk pengolahan fermentasi
3. Memperhatikan kebutuhan oksigen, dimana pengolahan fermentasi termasuk keadaan aerob (memerlukan oksigen) atau anaerob (tidak memerlukan oksigen)
4. Memberhatikan konsentrasi starter diharapkan pada pengolahan fermentasi
5. Packaging yang indah yg sangat mensugesti kebutusan konsumen dalam membeli produk , sebagai nilai jual, pembeda serta memperkuat nama brand produk anda
Teknologi pangan merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bahan pangan khususnya selesainya panen dengan pengolahan yg sempurna kuliner bisa diolah sebagai majemuk hal, mirip hasil panen bisa menjadi makanan baru. Atau dari teknologi tadi, sebuah jenis makanan mampu dibuat awet lebih usang.
Jadi, ilmu asal teknologi pangan mampu berupa pemrosesan, pengemasan, penyimpanan, pengawetan, dan lain sebagainya. Teknologi pangan ini pertama kali dilakukan sang Nicolas Appert yg mengawetkan suatu bahan makanan. Tetapi, saat itu Nicolas melakukannya bukan berdasarkan teknologi tapi karena ketidak sengajaan. Sedangkan tokoh yang kartu toto melakukan pengolahan kuliner menggunakan ilmu artinya Louis Pasteur.
Louis melakukan penelitian wacana minuman anggur agar tidak mengalami kerusakan akibat tumbuhnya mikroba. Jadi, ia meneliti anggur yg sudah terinfeksi dan mencari cara supaya hal tadi tidak terjadi. Sejak ketika itu, proses pengolahan kuliner jadi semakin semakin tinggi menggunakan adanya teknik pasteurisasi atau pemanasan susu yang bertujuan buat membunuh mikroba menggunakan begitu terdapat banyak kuliner atau minuman yang mampu disimpan pada waktu lebih usang. Bahkan ada kuliner serta minuman baru yg muncul akibat adanya pengolahan dengan teknologi pangan.